LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
PENGEMBANG
KUE
Disusun Oleh:
Nama :
·
Hotmaida Uli Lumban Siantar
·
Jessika Kristi Rombang Gultom
·
Khaira Banu Siregar
·
Visky Monicha Septiani Pasaribu
·
Yulfira Isnaini

SMA
NEGERI 1 LIMAPULUH
T.A
2013/2014
DAFTAR
PUSTAKA
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan rahmatNya
yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Laporan
berjudul “PENGEMBANG KUE” ini disusun
berdasarkan media cetak seperti buku-buku dan sumber media lainnya.
Adapun
penulis laporan percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pengembang dalam
makanan, bagaimana prinsip kerja dari bahan tersebut sehingga dapat membuat
makanan menjadi mengembang.
Walaupun penulis telah
berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak
ada yang sempurna, seandainya dalam penyusunan makalah ini ada yang kurang maka
itulah bagian dari kelemahan penulis. Mudah-mudahan dari kelemahan itulah yang
akan membawa kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya penulis
mengucapkan trimakasih kepada teman-teman yang telah membantu segala sesuatu
dalam penyempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi guru
dan siswa di SMA secara khusus dan pada perkembangan dunia pendidikan umumnya.
BAB
I
PEMBUKAAN
1.1
Landasan Teori
Makalah
mengenai “pengembang” terkhusus dalam bidang pangan ini akan membahas
jenis-jenis pengembang dalam makanan, bagaimana prinsip kerja dari bahan
tersebut sehingga dapat membuat makanan menjadi mengembang. Dalam kehidupan
sehari-hari kita hanya melihat bahan baku pembuatan kue adalah tepung terigu,
gula, margarin, telur, susu dan bahan pengisi seperti cokelat, keju, vanila,
dan seterusnya. Tak banyak yang tahu bahan tambahan pada sepotong kue. Kalaupun
tahu, tak banyak yang paham unsur pembentuk bahan pengembang kue tersebut,
sejauh mana peranan pengembang tersebut sehingga dapat membuat makanan menjadi
mengembang. Dalam kehidupan terkadang banyak masyarakat khususnya kaum ibu
rumah tangga yang menganggap bahwa baking soda dan backing powder itu sama.
Namun pada kenyataannya kedua bahan pengembang ini berbeda. Inilah juga salah
satu yang akan kami bahas dalam makalah kami mengenai perbedaan antara baking
soda dan baking powder, produk kue yang mana yang menggunakan bahan pengembang
ini. Seperti yang kita ketahui bahwa bahan pengembang merupakan zat aditif,
timbul pertanyaan bagi kami, apakah bahan pengembang juga mempunyai dampak
negatif terhadap kesehatan, seperti zat-zat aditif yang lain? Selain disini
kami melakukan penelitian sederhana di tiga Sekolah Dasar, yang kami teliti
adalah jenis-jenis pengembang apa saja yang para penjual jajanan pakai,
terutama pemakaian baking soda atau baking powder yang selama ini banyak
masyarakat yang menganggapnya sama. Hal–hal demikian inilah yang akan kami ulas
pada makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengembang kue?
2. Apa
saja jenis-jenis ragi/pengembang kue?
3. Apa
saja zat-zat dalam ragi/pengembang kue?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan ragi/pengembang kue.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis ragi/pengembang kue.
3. Untuk
mengetahui zat-zat yang terkandung dalam ragi/pengembang kue.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kerangka
Teori
2.1.1 Pengertian
Ragi/Pengembang Kue
Pengembang kue merupakan
salah satu zat aditif makanan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk memantapkan bentuk dan rupa hasil
pengolahan.
Bahan pengembang
adalah bahan tambahan pangan yang digunakan dalam pembuatan roti dan kue yang
berfungsi untuk mengembangkan adonan supaya adonan menggelembung, bertambah
volumenya, demikian juga pada saat adonan dipanggang dapat lebih mengembang.
Jika bahan pengembang dicampurkan kedalam adonan maka akan terbentuk gas karbon
dioksida, gas inilah yang kemudian terperangkap didalam gluten (komponen
protein yang ada dalam tepung terigu) sehingga adonan menjadi mengembang karena
gas yang dihasilkan semakin lama akan semakin banyak.
2.1.2
Bahan Pengembang
Bahan
pengembang adonan dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
1.
Bahan pengembang mikroorganisme misalnya
ragi atau starter.
Selama ini banyak orang
yang memiliki anggapan salah bahwa khamir sama dengan ragi. Pengertian tersebut
disebarkan oleh orang-orang yang tidak mengerti secara mendalam tentang
mikrobiologi. Ragi, atau dalam bahasa Inggris disebut starter, merupakan
inokulum yang ditambahkan ke dalam suatu substrat sehingga substrat tersebut
akan berubah, atau mengalami fermentasi. Pada umumnya, ragi yang digunakan oleh
orang Indonesia untuk membuat makanan fermentasi, seperti tape dan tempe,
mengandung lebih dari satu jenis mikroorganisme, baik khamir, kapang, maupun
bakteri. Khamir, atau yeast dalam bahasa Inggris, adalah mikroorganisme
uniseluler yang masuk ke dalam Kingdom Fungi. Anggota kingdom tersebut lainnya
yang membentuk jaringan hifa (miselium) disebut kapang (mould), sedangkan yang
membentuk badan buah (fruiting body) yang terlihat jelas oleh mata disebut
cendawan.
Menurut Nuri
Andarwulan, ada tiga jenis ragi yang umum dikenal, yaitu:
1. Ragi
tapai yang berbentuk padatan bulat pipih berwarna putih.
2. Ragi
roti berbentuk butiran.
3. Ragi
tempe berbentuk bubuk.
Ragi roti dan ragi
tapai mengandung khamir yang sama yaitu saccharomices cerevisiae. Bedanya ragi
tapai dibuat dengan penambahan bumbu-bumbu dan mikroorganisme lain, sehingga
tidak hanya khamir tetapi ada juga beberapa jenis bakteri lain.
Ragi
tape yang digunakan sebagai inokulum mengandung jumlah total mikroba sebanyak
1,6 x 107 CFU/gram. Adapun isolat-isolat yang diperoleh dari ragi tersebut
terdiri atas 4 macam isolat mikroba, yaitu dua isolat kapang dari genus
Rhizopus dan dua isolat khamir yaitu satu dari genus Saccharomyces dan satu
dari genus Schizosaccharomyces.
Sesuai
dengan kandungan mikroba yang terdapat pada ragi tersebut, maka peranan
mikroorganisme dalam proses fermentasi dibagi menjadi dua berdasarkan tahap
fermentasi, yaitu:
Tahap
I
Selama proses
fermentasi kapang akan mengubah pati menjadi gula sederhana. Kapang
menghasilkanenzim-enzim α-amilase, β-amilase dan glukoamilase.
Tahap
II
Setelah
terbentuk gula maka khamir akan mengubah gula menjadi alcohol, karbondioaksida
dan senyawa lain. Khamir ini akan menghasilkan enzim invertase, zimase,
karboksilase, maltase, melibiose, heksokinase, L-laktase, dehidrogenase,
glukose-6-fosfat dehidrogenase dan alkohol dehidrogenase.
Pada
roti, Ragi ini akan bekerja bila ditambahkan dengan gula dan kondisi suhu yang
hangat. Kandungan karbondioksida yang dihasilkan akan membuat suatu adonan
menjadi mengembang dan terbentuk pori - pori.
Ragi
untuk tempe berbeda dengan dari untuk roti dan untuk tapai. Ragi yang digunakan
disini merupakan jenis kapang atau jamur yang bias membentuk benang-benang
halus. Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi
komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma
khas.
Ada
2 jenis ragi yang ada dipasaran yaitu:
a.
Ragi kering.
Jenis
ragi kering ini ada yang berbentuk butiran kecil - kecil dan ada juga yang
berupa bubuk halus. Jenis ragi yang butirannya halus dan berwarna kecokelatan
ini umumnya digunakan dalam pembuatan roti. Lain halnya dengan ragi kering jauh
lebih praktis dalam penggunaannya. Aroma yang dihasilkannya pun tidak terlalu
cocok karena memang khusus untuk pembuatan roti. Dalam penggunaannya, hampir
semua orang lebih suka menggunakannya karena tinggal dicampur dengan adonan.
Ragi roti bisa diperoleh dipasar tradisional, swalayan, ataupun toko bahan kue.
Ragi kering yang terbentuk butiran dan bubuk ini bisa membuat adonan roti
menjadi mengembang, empuk dan mulur. Untuk pemakaiannya, ragi kering bentuknya
butiran harus dicampur dengan air hangat dan gula agar terbentuk 'adonan biang'
sebelum dicampur dengan adonan tepung. Sedangkan ragi kering yang bentuknya
butiran halus atau ragi instan, cara pemakaiannya bisa langsung dicampur dalam
adonan tepung, gula, air dan bahan lainnya.
b.
Ragi Padat.
Sedangkan
ragi padat yang bentuknya bulat pipih, sering digunakan dalam pembuatan tapai
sehingga banyak orang menyebutnya dengan ragi tapai. Ragi ini dibuat dari
tepung beras, bawang putih dan kayu manis yang diaduk hingga halus, lalu
disimpan dalam tempat yang gelap selama beberapa hari hingga terjadi proses
fermentasi. Setelah tumbuh jamur yang berwarna putih susu kemudian ragi ini
dijemur kembali hingga benar - benar kering. Ragi padat memiliki aroma yang
sangat tajam dengan aroma alkohol yang sangat khas. Ragi tapai banyak dijumpai
dipasar tradisional bagian rempah atau bumbu dapur. Ragi padat, selain
dimanfaatkan untuk fermentasi pembuatan tapai terkadang juga untuk mengempukan
ikan atau membuat pindang bandeng. Dalam penggunaannya, ragi padat harus
dihaluskan sebelum ditaburkan dalam bahan lainnya. Ragi padat, selain dimanfaatkan
untuk fermentasi pembuatan tapai terkadang juga untuk mengempukan ikan atau
membuat pindang bandeng. Dalam penggunaannya, ragi padat harus dihaluskan
sebelum ditaburkan dalam bahan lainnya.
Dengan
memperhatikan aktivitas yeast yang sangat reaktif dan beragam terhadap bahan
makanan, maka dapat dikatakan yeast mempunyai potensi yang besar selain sebagai
agen fermentasi, dapat memberi perubahan yang sangat signifikan baik dalam
rasa, aroma maupun tekstur dari pangan tersebut. Seperti kita lihat selain pada
pembuatan roti dan minuman yang beraroma alkohol, atau dari sayur dan buah
fermentasi secara umum pemanfaatan yeast dalam mengembangkan produk pangan
dapat diketahui seperti di bawah ini :
a.
Susu
dan produk olahannya
Produk
Yeast spesies Susu segar, pasteurisasi Rhodotorula spp., Candida famata, C.
diffluens, C. curvata, Kluyveromyces marxianus, Cryptococcus flavus.Mentega
Rhodotorula rubra, R. glutinis, Candida famata, C. diffluens, C. lipolytica,
Cryptococcus laurentii.Yogurt Kluyveromyces marxianus, Candida famata,
Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae, Hansenula anomala.
Keju
Cottage dan segar Kluyveromyces marxianus, C. lipolytica, Candida famata dan
Candida yang lain, Debaryomyces hansenii, Cryptococcus laurentii, Sporobolmyces
roseus. Keju lunak dimatangkan dengan
jamur (mold) Kluyveromyces marxianus, Candida famata, Candida lipolytica,
Pichia membranafaciens, P. fermentans, Debaryomyces hansenii, Saccharomyces
cerevisiae, Zigosaccharomyces rouxii.
b.
Daging
dan produk olahannya Produk Yeast spesies
Daging segar merah dan unggas Candida spp., Rhodotorula spp.,Debaryomyces spp., Trichosporon (jarang diteliti). Daging Domba beku Cryptococcus laurentii, Candida zeylanoides, Trichosporon pullulans. Daging kalkun beku Cryptococcus laurentii, Candida zeylanoides. Daging potong atau cincang Candida lipolytica, C. zeylanoides, C. lambica, C. sake, Cryptococcus laurentii, Debaryomyces hansenii, Pichia membranaefaciens. Daging yang diolah (sosis, ham) Debaryomyces hansenii, Candida spp., Rhodotorula spp.
Daging segar merah dan unggas Candida spp., Rhodotorula spp.,Debaryomyces spp., Trichosporon (jarang diteliti). Daging Domba beku Cryptococcus laurentii, Candida zeylanoides, Trichosporon pullulans. Daging kalkun beku Cryptococcus laurentii, Candida zeylanoides. Daging potong atau cincang Candida lipolytica, C. zeylanoides, C. lambica, C. sake, Cryptococcus laurentii, Debaryomyces hansenii, Pichia membranaefaciens. Daging yang diolah (sosis, ham) Debaryomyces hansenii, Candida spp., Rhodotorula spp.
2.
Bahan
pengembang kimiawi: soda kue, baking powder, VX, sodium alumunium
fosfat,ataumonocalcium
fosfat , garam asam K-tartrat, Na-aluminiumsulfat,
glukano-δ-lakton.
Zat
pengembang adonan merupakan zat kimia yang akan terurai dengan menghasilkan gas
dalam adonan roti. Pada saat kue atau roti dipanaskan dalam oven, zat ini akan
menghasilkan gelembung gas karbon dioksida. Gelembung gas karbondioksida
bersama udara dan uap air membuat kue atau roti mengembang dengan struktur
berpori-pori.
Contoh
zat pengembang adalah soda kue atau Natrium bikarbonat (NaHCO3), garam asam
K–Tartrat, Na—Aluminium sulfat, glukanolakton, serta garam fosfat. Tepung soda
kue merupakan bahan pengembang adonan yang umum digunakan. Bahan ini terdiri
dari NaHCO3 dan tepung. Soda kue terdiri dari dua macam yaitu soda kue
aktifitas cepat dan aktifitas lambat. Perbedaannya terletak pada kemudahan
pelarutan komponen asam atau pembentukan asam dalam air. Soda kue aktifitas
cepat terbuat dari dua macam asam yaitu asam tartrat dan garam asam K-tartrat
yang mudah larut dalam air dingin, karena itu kecepatan pelepasan CO2 lebih
cepat.
Reaksi
soda kue aktifitas cepat adalah:
H2O
+ 2 NaHCO3 + H2C4N4O6 ——————> Na2C4H4O6 + 2CO2 + 2H2O. Asam tartrat Natrium
tartrat Soda kue aktifitas lambat mengandung Ca(HPO4), H2O dan Na2SO4. Al2(SO4),
Garam Ca(HPO4)2H2O tidak begitu larut dalam air dingin sehingga kecepatan
pelepasan CO2 juga rendah. Baik baking soda ataupun baking powder adalah bahan
pengembang yang ditambahkan ke dalam adonan kue sebelum dimasak untuk
menghasilkan gas karbon dioksida yang dapat mengembangkan kue. Baking powder
mengandung baking soda, tetapi kedua bahan tersebut digunakan dalam kondisi
yang berbeda. Mungkin banyak yang bingung antara baking powder dengan soda kue.
Dan kadang ada yang bilang keduanya sama-sama antara fungsi dan kegunaannya.
Akan tetapi menurut kami jelas sangat sangat berbeda. Hal ini terlihat dari
fisikya jika kita membeli bahan kue tersebut. Perbedaan yang mencolok jika kita
raba (baking powder) halus seperti tepung terigu, sedangkan (soda kue ) agak
sedikit ada butiran kecil. Dari bau yang dihasilkan juga kentara apabila kedua
bahan tersebut di gunakan untuk bahan kue. Jika terlalu banyak baking powder
maka kue akan mekar sekali, dan apabila terlalu banyak soda kue bau yang
dihasilkan sedikit agak menyengat, dan rasanya (soda kue) kebanyakan akan
terasa sedikit pahit.
2.2
Hasil Percobaan dan Pembahasan
a.
Metode
Penelitian
1.1 alat
dan bahan
No
|
Nama alat/bahan
|
Jumlah
|
Gambar
|
1
|
Gula putih
|
4 sndok makan
|
![]() |
2.
|
Tepung roti
|
½ kg
|
![]() |
3
|
Margarin
|
3 sndok makan
|
![]() |
4
|
Ragi/pengembang
|
11 gram
|
![]() |
5
|
Kuning Telur
|
2 buah
|
![]() |
6
|
Minyak goreng
|
½ kg
|
![]() |
7
|
ceres
|
secukupnya
|
![]() |
8
|
Air
|
secukupnya
|
|
9
|
Garam
|
2 sendok teh
|
![]() |
10
|
Baskom
|
1
|
![]() |
11
|
Piring
|
2
|
![]() |
12
|
Sendok
|
3
|
![]() |
13
|
Wajan dan
kompor
|
1
|
![]() |
14
|
Serbet
|
1
|
![]() |
1.2 cara
kerja
No
|
Cara kerja
|
Gambar
|
1
|
Masukkan kuning telur kedalam baskom
lalu aduk hingga rata
|
![]() |
2
|
Masukkan gula, mentega, garam aduk
hingga rata
|
![]() |
3
|
Masukkan pengembang ke dalam air aduk
hingga rata
|
|
4
|
Masukkan pengembang ke dalam adonan
lalu aduk hingga rata
|
![]() |
5
|
Setelah rata diamkan adonan dalam
wadah tertutup selama 20 menit hingga adonan mengembang
|
![]() |
6
|
Bullatkan adonan lalu tunggu selama 20
menit hingga adonan mengembang
|
|
7
|
Panaskan minyak goreng dengan api
kecil
|
|
8
|
Goreng
adonan tersebut hingga warna berubah menjadi kecoklatan
|
![]() |
1.3 waktu
penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan pada hari senin, tanggal 24 Maret 2014. Di laboratorium biologi.
Penelitian berlangsung selama 1 hari.
1.4 Objek Penelitian
Adonan
yang di campur dengan ragi/pengembang kue
1.5 Hasil Percobaan
No
|
Hasil
|
Gambar
|
1
|
Adonan
mengembang
|
![]() |
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pengembang kue merupakan salah satu zat
aditif makanan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu
pengolahan makanan untuk memantapkan bentuk dan rupa hasil pengolahan.
Menurut Nuri Andarwulan (2009), ada tiga jenis ragi
yang umum dikenal, yaitu:
1. Ragi tapai yang berbentuk padatan bulat pipih
berwarna putih.
2. Ragi roti berbentuk butiran.
3.
Ragi tempe berbentuk bubuk.
zat pengembang adalah
soda kue atau Natrium bikarbonat (NaHCO3), garam asam K–Tartrat, Na—Aluminium
sulfat, glukanolakton, serta garam fosfat.
3.2
Saran
Untuk para pembaca yang telah membaca makalah kami diharapkan nantinya
dapat menggunakan bahan pengembang dengan benar sesuai dengan bahan-bahan yang
terkandung dalam adonan agar kue yang dihasilkan sesuai yang diinginkan tidak
timbul rasa pahit ataupun kue yang volumenya kecil dan padat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2009.
Pengetahuan Bahan Makanan. Online
(http://phitry-kawaii.blogspot.com/2009/11/pengetahuan-bahan-makanan.html,
diakses tanggal 17 Desember 2009).
Hasanah. 2009. Morfolgi Kapang dan Khamir. Online (http://hasanah619.wordpress.com/2009/10/27/morfologi-kapang-dan-khamir/, diakses tanggal 21 Desember 2009)
Hasanah. 2009. Morfolgi Kapang dan Khamir. Online (http://hasanah619.wordpress.com/2009/10/27/morfologi-kapang-dan-khamir/, diakses tanggal 21 Desember 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar