LAPORAN
HASIL WAWANCARA
PENGOBATAN
TRADISIONAL “JAMU”
DISUSUN OLEH:
Rina
Siahaan
(140102032)
Visky
Monicha S.P
(140102038)
![]() |
PROGRAM
STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan
nikmat kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan berjudul “ HASIL WAWANCARA PENGOBATAN TRADISIONAL JAMU” ini disusun berdasarkan media cetak seperti
buku-buku dan sumber media lainnya.
Adapun penulis laporan wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi
dari narasumber.
Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis
yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, seandainya dalam penyusunan
makalah ini ada yang kurang maka itulah bagian dari kelemahan penulis.
Mudah-mudahan dari kelemahan itulah yang akan membawa kita akan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa.
Akhirnya penulis mengucapkan trimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu segala sesuatu dalam penyempurnaan makalah ini.Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi teman-teman dan pada perkembangan dunia pendidikan umumnya.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR
ISI.............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang...................................................................................................... 1
1.2
Maksud
dan Tujuan............................................................................................... 1
BAB
II ISI
2.1
Pengertian.............................................................................................................. 2
2.2
Macam-macam
Jamu............................................................................................. 2
2.3
Kelebihan
dan Kekurangan................................................................................... 3
2.4
Peringatan
dalam Obat Tradisional....................................................................... 4
2.5
Lampiran................................................................................................................ 6
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................................................ 9
3.2
Saran...................................................................................................................... 9
DOKUMENTASI.................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad
lamanya dipergunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih
banayak bahan baku standar yang belum memiliki persyaratan resmi. Obat
tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal
sebagai simplisia.Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan.
Semakin maraknya penggunaan obat
tradisional berdasarkan khasiat yang turun temurun semakin memperluas
kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada beberapa jamu yang
mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang penambahannya baik
sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat tradisional.
Oleh karena itu, maka diperlukan
adanya analisis terhadap sediaan jamu yang beredar dipasaran yang meliputi
analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis kimia untuk melindungi
masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang mengandung simplisia palsu
maupun bahan kimia obat.
Jamu (herbal medicine) sebagai salah satu bentuk
pengobatan tradisional, memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di
negara berkembang.Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang
memiliki ketergantungan pada obat tradisional (Wijesekera, 1991; Mahady,
2001).Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek
samping.Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti
empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).Jamu pada
umumnya digunakan untuk maksud menjaga kesehatan.Orang membeli jamu
seringkali karena kebiasaan mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang
dikonsumsi sehari-hari.
1.2
Maksud
dan Tujuan
1.
Menumbuhkan
rasa kerja sama antar kelompok
2.
Mencari
informasi
BAB II
ISI
2.1
Pengertian
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional
dari Indonesia.Belakangan populer dengan
sebutan herba atau herbal.Jamu dibuat dari bahan-bahan alami,
berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran),
daun-daunan dan kulit batang, buah.Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan,
seperti empedu kambing atau tangkur buaya.Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu
sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.
Di beberapa daerah terdapat profesi penjual
jamu dengan menggunakan bakul yang digendong di punggungnya dan berkeliling
menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan, da nada juga yang
menggunakan gerobak. Resep umumnya ada delapan macam, yaitu Beras Kencur,
Kunyit Asem, Sinom, Cabe Puyang, Pahitan, Kunci Suruh, Kudu Laos, dan
Uyup-uyup. Ada dua cara dalam membuat jamu. Pertama dengan merebus semua
bahan.Kedua dengan memeras sari yang ada kemudian mencampurnya dengan air
matang.
Hampir semua penjual jamu menyediakan seluruh
jenis jamu ini meskipun jumlah yang dibawa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Masing-masing jenis jamu disajikan untuk diminum tunggal atau
dicampur satu jenis jamu dengan jenis yang lain. Selain menyediakan jamu
gendong juga menyediakan jamu serbuk atau pil hasil produksi industri jamu.
Jamu tersebut diminum dengan cara diseduh air panas, terkadang dicampur jeruk
nipis, madu, kuning telor, dan selanjutnya minum jamu sinom atau kunir asam
sebagai penyegar rasa.
2.2
Macam-Macam Jamu
1.
Jamu Beras Kencur
Jamu beras kencur berkhasiat dapat
menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai tonikom atau penyegar
saat habis bekerja.Selain itu, beras kencur bisa meringankan batuk dan
merupakan seduhan yang tepat untuk jamu batuk.
Bahan
Baku
Bahan-bahan yang biasa
dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kayu keningar, kunir. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur
gula putih.
Cara
Pengolahan
mula-mula beras disangan
(disangrai), selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai
dengan komposisi racikan ditumbuk
menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur,
dituangkan air mendidih untuk mengambil sarinya diperas dan disaring dengan
saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan.Selanjutnya dimasukkan ke
dalam botol-botol atau termos.
2.
Jamu Cabe Puyang
Jamu cabe puyang menghilangkan cikalen, pegal, dan
linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang.Namun,
ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan,
menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual mengatakan
minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua dan bayi yang lahir
jika minum jamu cabe puyang secara teratur tiap hari bayi akan bersih dan bau
tidak amis. Jamu cabe puyang banyak mengandung zat besi dan berkasiat untuk
menambah butiran darah merah bagi yang kurang darah atau anemia.
Bahan
Baku
Bahan dasar jamu cabe puyang
adalah cabe jamu dan
rimpang lempuyang.
Bahan lain yang ditambahkan antara lain adas, pulosari, rimpang kunir, biji kedawung,
keningar dan asam kawak. Sebagai pemanis
digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga
mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara
Pengolahan
Pertama-tama air direbus sampai
mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.Bahan-bahan
sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau
batu.Seluruh bahan ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang
yang sudah tersedia.Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata.
3.
Jamu Kudu Laos
Khasiat jamu kudu laos adalah
untuk menurunkan tekanan darah.
Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan
badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan badan.
Bahan
Baku
Bahan utama kudu laos, adalah
Buah mengkudu, rimpang laos, Merica, asam kawak, cabe jamu, bawang putih,
kedawung, garam secukupnya, gula jawa bisa juga ditambah gula pasir.
Cara
pengolahan
Pertama-tama air direbus sampai
mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan
ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian
diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin.
Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera
(dicicipi).
4.
Jamu Kunir Asam
Jamu
kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'adem-ademan
atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh
atau dapat membuat tubuh menjadi dingin.bermanfaat untuk menghindarkan dari
panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. jamu ini untuk
melancarkan haid maka tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda
sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang
menganjurkan minum jamu kunir asam
Bahan
Baku
Jamu dibuat dengan bahan utama
buah asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur
dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah
jeruk nipis.Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan
mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara
Pengolahan
Bahan-bahan sesuai dengan
komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau
batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan
direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai
diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan
sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah
disaring dibiarkan dalam panci
.
2.3
Kelebihan dan Kekurangan
2.3.1 Kelebihan
Berikut
ini beberapa ulasan tentang kelebihan menggunakan obat yang berasal dari herbal
:
1.
Efek Samping Rendah
Masyarakat luas menganggap
bahwa penggunaan obat dari bahan herbal lebih menguntungkan karena tidak
menimbulkan efek samping jika dibandingkan dengan obat kimia
sintetik.Sebenarnya anggapan ini kurang tepat, karena sebenarnya bahan herbal
pun juga dapat menimbulkan efek samping, hanya saja resiko efek samping
tersebut lebih rendah.Hal ini disebabkan bahan-bahan alami lebih dapat diterima
oleh tubuh dibandingkan dengan senyawa-senyawa kimia yang digunakan untuk
memproduksi obat kimia.
2.
Harga Lebih Murah
Harga
obat yang terbuat dari herbal biasanya lebih murah, karena bahan-bahan yang
digunakan tidak perlu diimpor dari luar negeri, cukup didapatkan dari dalam
negeri kita. Selain itu proses produksi bahan herbal tidak serumit saat
memproduksi obat kimia. Meskipun ada juga bahan-bahan herbal yang proses
produksinya menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan kemurnian suatu
senyawa yang terdapat dalam bahan herbal tersebut sehingga menjadikan
harga obat herbal seperti ini
juga mahal.
2.3.2
Kekurangan
Selain memiliki kelebihan
ternyata pengobatan secara herbal juga memiliki kekurangan, seperti beberapa
hal di bawah ini :
1.
Efek Terapi Lebih Lama
Efektivitas obat dari bahan
herbal biasanya lebih lama menunjukkan hasil terapi dibandingkan efektivitas
yang dimiliki oleh obat kimiawi.Hal ini disebabkan karena farmakologis bahan
herbal tergolong lemah, jarang ada data yang dapat memberikan informasi pasti
mengenai penyerapan, metabolisme, administrasi dan ekskresi obat dari bahan herbal
setelah diminum.
2.
Bukti Uji Klinis Sedikit
Uji klinis yang dilakukan
sebagai upaya pembuktian efektivitas obat dari bahan herbal untuk suatu
penyakit juga sangat minim.
2.4
Peringatan Dalam Obat Tradisional
Sekalipun
herbal atau obat tradisional mungkin secara luas dianggap aman, disarankan
untuk waspada.Jangan longgarkan kewaspadaan Anda hanya karena suatu produk
berlabelkan "natural".Fakta yang tidak menyenangkan ialah bahwa
beberapa herba bahkan bisa sangat berbahaya.Dan ironisnya beberapa orang tidak
memandang herba atau obat tradisional sebagaimana mestinya. Senyawa kimia dalam
obat tradisional atau herba dapat mengubah detak jantung, tekanan darah, dan
kadar glukosa. Maka, orang yang memiliki problem jantung, tekanan darah tinggi, atau kelainan gula darah
seperti diabetes mesti sangat waspada.
Meski demikian, efek sampingan obat
tradisional biasanya terbatas pada reaksi tipe alergi.Misalnya sakit kepala,
pusing, mual, atau ruam.Beberapa pengobatan tradisional atau herba kemungkinan
bisa menimbulkan "krisis penyembuhan" dengan menghasilkan gejala
seperti flu atau gejala lainnya.Orang yang mengkonsumsi obat tradisional
mungkin tampak menjadi lebih parah sebelum menjadi lebih baik.Secara umum
dikatakan bahwa reaksi ini disebabkan oleh pembuangan limbah racun dari tubuh
selama tahap-tahap awal terapi herbal.
Jika Anda memilih untuk mengobati sendiri
dengan obat tradisional, sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa risiko
seperti bahwa Anda mungkin tidak benar-benar tahu apa penyebab problem
kesehatan Anda. Lalu pengobatan yang Anda lakukan secara sendiri mungkin
menyembuhkan penyakit ringan, tetapi memperburuk problem kesehatan lainnya,
seperti tekanan darah tinggi.Bahkan beberapa pengobatan sendiri bisa jadi
mungkin bertolak belakang dengan obat yang diresepkan dokter.
Seperti semua produk kesehatan, obat tradisional hendaknya digunakan dengan
kewaspadaan, pengetahuan dan, keseimbangan.Ingatlah bahwa ada beberapa penyakit
dan problem kesehatan yang sekarang ini tidak ada obatnya.
2.5
Lampiran
2.5.1 Topik Wawancara
Pengobatan tradisional “Jamu”
2.5.2 Waktu
dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Januari 2015
Waktu : 19.00 s/d selesai
Tempat : jln. Budi luhur
2.5.3 Laporan
Hasil Wawancara
Narasumber : Yahmin
Pewawancara : -
Rina Siahaan
- Visky Monicha S.P
Juru Tulis :
Visky Monicha S.p
2.5.4 Hasil
Wawancara
Pertanyaan Pembuka:
1. Selamat
malam kek, kami dari Mahasiswi Universitas Sari Mutiara Indonesia, disini kami
ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada kakek, bisakah kami mewawancarai
kakek?
Iya bisa nak, tapi disini gelap, gak ada
lampunya (kebetulan PLN padam).Gak kenapa-kenapa?
2. (sambil
berjabat tangan) nama kakek siapa?
Kakek Yahmin
3. Kakek
tinggalnya dimana?
Kakek tinggal di jalan perkutut nak.
4. Umur
kakek sekarang sudah berapa kek?
Kakek sekarang umurnya sudah 67 tahun.
5. Kakek
tinggal dirumah dengan siapa?
Kakek hanya berdua dirumah.
6. Sama
nenek ya kek?
Tidak, kakek tinggal sama anak kakek
7. Memangnya
nenek dimana kek?
Kalau nenek sudah meninggal.
8. Maaf
kek. Nenek meninggal sudah berapa lama kek?
Nenek meninggal baru 3 bulan yang lalu.
9. Jadi
cucu kakek sudah ada berapa kek?
Cucu kakek sudah banyak nak, sudah ada 12.
Pertanyaan Isi:
1. Jadi
kakek berjualan jamu menggunakan gerobak ini?
Iya nak, kakek berjualan menggunakan grobak
ini
2. Kakek
kan tinggal di jalan Perkutut dan berjualan di jalan Budi Luhur, jadi kakek
setiap hari bawa gerobak jamu ini dari rumah kakek kesini?
Iya, setiap harinya begini
3. Kakek
bawa gerobaknya sendiri atau ada yang membantu kek?
Kakek bawa sendiri gerobaknya
4. Loh!!
Kakek gak capek? Gerobak ini kan capek kek?
Iya mau gimana lagi nak, kalau gak jualan gak
bisa makan
5. Oya
kek, kakek berjualan mulai jam berapa kek?
Kakek mulai berjualan mulai jam 5 sore
6. Lalu
tutupnya mulai jam berapa kek?
Kakek tutup sampai jam 1 malam nak.
7. Berapa
modal awal kakek untuk berdagang jamu ini kek?
Modal awalnya itu sekitar 2,5 juta nak.
8. Modalnya
itu uang kakek sendiri atau di bantu dengan anak kakek?
Uang kakek, tapi dibantu juga sama anak kakek
modalnya.
9. Berapa
persen untung kakek dari berjualan jamu ini kek?
Untungnya gak tentu nak, karena kadang ramai
kadang sepi.
10. Bagaimana
sih kek cara-cara membuat jamu?
Semua bahan jamu ini dibeli nak, paling kalau
ada yang kurang ditamba-tambahin misalnya kalau pakai telur, jahe, atau kunyit.
11. Apa
sih kendala kakek dalam berjualan jamu ini kek?
Kendalanya itu capek karena hanya kakek yang
membawa gerobaknya, kadang kehujanan karena gak ada bawa payung.
Pertanyaan Penutup:
Terimakasih kek karena sudah dikasih waktu
untu diwawancarai, semoga dagang kakek laris dan berezeki.Amin.
Sama-sama nak.Hati-hati dijalan.
Iya kek, kembali kasih.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Seorang kakek menjual jamu untuk memperoleh
penghasilan. Walaupun ia adalah seorang yang penuh dengan kesederhanaan, dia
tidak pernah mengeluh atas apa yang dikerjakannya, walau tubuhnya tidak pantas
lagi untuk bekerja, namun semangatnya untuk menghidupi keluarga sangatlah
besar. Kakek Yahmin baru saja ditinggal oleh sang Istri tiga bulan yang lalu,
karena itu dia tinggal dengan satu orang anaknya. Walau terkadang dia sering
kehujanan, dia tetap saja berjualan, dengan bermodalkan payung ditengah hujan
deras tetap saja itu tidak melindunginya dari rasa keinginan dari kehujanan.
Kakek Yahmin adalah sosok yang membuat peneliti sadar akan pahitnya hidup dan
ternyata masih sangat banyak orang di luar sana yang kurang mampu yang berusaha
keras demi mendapatkan uang, walaupun dengan jumlah yang sangat sedikit.
3.2
Saran
Lebih baik kita mengkonsumsi jamu yang
berbahan herbal, karena tidak menimbulkan efek samping yang beresiko tinggi
dari pada mengkonsumsi obat kimia sintetik yang sangat berbahaya bagi kesehatan
tubuh kita.
DOKUMENTASI

DAFTAR
PUSTAKA
http://www.forumsains.com/kesehatan/tentang-jamu-dan-fitofarmaka/
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/art-1.htm
http://www.wikipedia.com/jamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar