Rabu, 17 Juni 2015

PENGOBATAN TRADISIONAL “JAMU”



LAPORAN HASIL WAWANCARA
PENGOBATAN TRADISIONAL “JAMU”



DISUSUN OLEH:


Rina Siahaan
(140102032)
Visky Monicha S.P
(140102038)



Description: E:\Logo Fakultas Ilmu Kesehatan.jpg
 









PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  atas segala berkat  dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan berjudul “ HASIL WAWANCARA PENGOBATAN TRADISIONAL JAMU”  ini disusun berdasarkan media cetak seperti buku-buku dan sumber media lainnya.
Adapun penulis laporan wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber.
Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, seandainya dalam penyusunan makalah ini ada yang kurang maka itulah bagian dari kelemahan penulis. Mudah-mudahan dari kelemahan itulah yang akan membawa kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya penulis mengucapkan trimakasih kepada teman-teman yang telah membantu segala sesuatu dalam penyempurnaan makalah ini.Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi teman-teman dan pada perkembangan dunia pendidikan umumnya.

















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2     Maksud dan Tujuan............................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1     Pengertian.............................................................................................................. 2
2.2     Macam-macam Jamu............................................................................................. 2
2.3     Kelebihan dan Kekurangan................................................................................... 3
2.4     Peringatan dalam Obat Tradisional....................................................................... 4
2.5     Lampiran................................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1     Kesimpulan............................................................................................................ 9
3.2     Saran...................................................................................................................... 9
DOKUMENTASI.................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11











BAB I
PENDAHULUAN

1.1                      Latar Belakang
Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang belum memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia.Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Semakin maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun temurun semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat tradisional.

Oleh karena itu, maka diperlukan adanya analisis terhadap sediaan jamu yang beredar dipasaran yang meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis kimia untuk melindungi masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang mengandung simplisia palsu maupun bahan kimia obat.

Jamu (herbal medicine) sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional, memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang.Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang memiliki ketergantungan pada obat tradisional (Wijesekera, 1991; Mahady, 2001).Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping.Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).Jamu pada umumnya digunakan untuk maksud menjaga kesehatan.Orang membeli jamu seringkali karena kebiasaan mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang dikonsumsi sehari-hari.


1.2                      Maksud dan Tujuan
1.         Menumbuhkan rasa kerja sama antar kelompok
2.         Mencari informasi




BAB II
ISI

2.1            Pengertian
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia.Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal.Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah.Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.
Di beberapa daerah terdapat profesi penjual jamu dengan menggunakan bakul yang digendong di punggungnya dan berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan, da nada juga yang menggunakan gerobak. Resep umumnya ada delapan macam, yaitu Beras Kencur, Kunyit Asem, Sinom, Cabe Puyang, Pahitan, Kunci Suruh, Kudu Laos, dan Uyup-uyup. Ada dua cara dalam membuat jamu. Pertama dengan merebus semua bahan.Kedua dengan memeras sari yang ada kemudian mencampurnya dengan air matang.
Hampir semua penjual jamu menyediakan seluruh jenis jamu ini meskipun jumlah yang dibawa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan konsumen. Masing-masing jenis jamu disajikan untuk diminum tunggal atau dicampur satu jenis jamu dengan jenis yang lain. Selain menyediakan jamu gendong juga menyediakan jamu serbuk atau pil hasil produksi industri jamu. Jamu tersebut diminum dengan cara diseduh air panas, terkadang dicampur jeruk nipis, madu, kuning telor, dan selanjutnya minum jamu sinom atau kunir asam sebagai penyegar rasa.

2.2            Macam-Macam Jamu
1.                 Jamu Beras Kencur
Jamu beras kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai tonikom atau penyegar saat habis bekerja.Selain itu, beras kencur bisa meringankan batuk dan merupakan seduhan yang tepat untuk jamu batuk.

Bahan Baku
Bahan-bahan yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawungrimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kayu keningar, kunir. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih.


Cara Pengolahan
mula-mula beras disangan (disangrai), selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, dituangkan air mendidih untuk mengambil sarinya diperas dan disaring dengan saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan.Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol atau termos.

2.                 Jamu Cabe Puyang
Jamu cabe puyang menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang.Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua dan bayi yang lahir jika minum jamu cabe puyang secara teratur tiap hari bayi akan bersih dan bau tidak amis. Jamu cabe puyang banyak mengandung zat besi dan berkasiat untuk menambah butiran darah merah bagi yang kurang darah atau anemia.
Bahan Baku
Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan rimpang lempuyang. Bahan lain yang ditambahkan antara lain adas, pulosari, rimpang kunir, biji kedawung, keningar dan asam kawak. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara Pengolahan
Pertama-tama air direbus sampai mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu.Seluruh bahan ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia.Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata.

3.                 Jamu Kudu Laos
Khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan badan.
Bahan Baku
Bahan utama kudu laos, adalah Buah mengkudu, rimpang laos, Merica, asam kawak, cabe jamu, bawang putih, kedawung, garam secukupnya, gula jawa bisa juga ditambah gula pasir.

Cara pengolahan
Pertama-tama air direbus sampai mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi).

4.                 Jamu Kunir Asam
Jamu kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin.bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. jamu ini untuk melancarkan haid maka tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang menganjurkan minum jamu kunir asam
Bahan Baku
Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis.Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara Pengolahan
Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam panci

.
2.3            Kelebihan dan Kekurangan
2.3.1    Kelebihan
Berikut ini beberapa ulasan tentang kelebihan menggunakan obat yang berasal dari herbal :
1.      Efek Samping Rendah
Masyarakat luas menganggap bahwa penggunaan obat dari bahan herbal lebih menguntungkan karena tidak menimbulkan efek samping jika dibandingkan dengan obat kimia sintetik.Sebenarnya anggapan ini kurang tepat, karena sebenarnya bahan herbal pun juga dapat menimbulkan efek samping, hanya saja resiko efek samping tersebut lebih rendah.Hal ini disebabkan bahan-bahan alami lebih dapat diterima oleh tubuh dibandingkan dengan senyawa-senyawa kimia yang digunakan untuk memproduksi obat kimia.
2.      Harga Lebih Murah
Harga obat yang terbuat dari herbal biasanya lebih murah, karena bahan-bahan yang digunakan tidak perlu diimpor dari luar negeri, cukup didapatkan dari dalam negeri kita. Selain itu proses produksi bahan herbal tidak serumit saat memproduksi obat kimia. Meskipun ada juga bahan-bahan herbal yang proses produksinya menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan kemurnian suatu senyawa yang terdapat dalam bahan herbal tersebut sehingga menjadikan harga obat herbal seperti ini juga mahal.


2.3.2    Kekurangan
Selain memiliki kelebihan ternyata pengobatan secara herbal juga memiliki kekurangan, seperti beberapa hal di bawah ini :
1.        Efek Terapi Lebih Lama
Efektivitas obat dari bahan herbal biasanya lebih lama menunjukkan hasil terapi dibandingkan efektivitas yang dimiliki oleh obat kimiawi.Hal ini disebabkan karena farmakologis bahan herbal tergolong lemah, jarang ada data yang dapat memberikan informasi pasti mengenai penyerapan, metabolisme, administrasi dan ekskresi obat dari bahan herbal setelah diminum.
2.      Bukti Uji Klinis Sedikit
Uji klinis yang dilakukan sebagai upaya pembuktian efektivitas obat dari bahan herbal untuk suatu penyakit juga sangat minim.

2.4           Peringatan Dalam Obat Tradisional
Sekalipun herbal atau obat tradisional mungkin secara luas dianggap aman, disarankan untuk waspada.Jangan longgarkan kewaspadaan Anda hanya karena suatu produk berlabelkan "natural".Fakta yang tidak menyenangkan ialah bahwa beberapa herba bahkan bisa sangat berbahaya.Dan ironisnya beberapa orang tidak memandang herba atau obat tradisional sebagaimana mestinya. Senyawa kimia dalam obat tradisional atau herba dapat mengubah detak jantung, tekanan darah, dan kadar glukosa. Maka, orang yang memiliki problem jantungtekanan darah tinggi, atau kelainan gula darah seperti diabetes mesti sangat waspada.
Meski demikian, efek sampingan obat tradisional biasanya terbatas pada reaksi tipe alergi.Misalnya sakit kepala, pusing, mual, atau ruam.Beberapa pengobatan tradisional atau herba kemungkinan bisa menimbulkan "krisis penyembuhan" dengan menghasilkan gejala seperti flu atau gejala lainnya.Orang yang mengkonsumsi obat tradisional mungkin tampak menjadi lebih parah sebelum menjadi lebih baik.Secara umum dikatakan bahwa reaksi ini disebabkan oleh pembuangan limbah racun dari tubuh selama tahap-tahap awal terapi herbal.
Jika Anda memilih untuk mengobati sendiri dengan obat tradisional, sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa risiko seperti bahwa Anda mungkin tidak benar-benar tahu apa penyebab problem kesehatan Anda. Lalu pengobatan yang Anda lakukan secara sendiri mungkin menyembuhkan penyakit ringan, tetapi memperburuk problem kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi.Bahkan beberapa pengobatan sendiri bisa jadi mungkin bertolak belakang dengan obat yang diresepkan dokter.
Seperti semua produk kesehatan, obat tradisional hendaknya digunakan dengan kewaspadaan, pengetahuan dan, keseimbangan.Ingatlah bahwa ada beberapa penyakit dan problem kesehatan yang sekarang ini tidak ada obatnya.


2.5            Lampiran

2.5.1    Topik Wawancara
Pengobatan tradisional “Jamu”

2.5.2    Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal    : Selasa, 13 Januari 2015
Waktu              : 19.00 s/d selesai
Tempat                        : jln. Budi luhur

2.5.3    Laporan Hasil Wawancara
Narasumber     : Yahmin
Pewawancara  :  - Rina Siahaan
               - Visky Monicha S.P
Juru Tulis         : Visky Monicha S.p




2.5.4    Hasil Wawancara        
                        Pertanyaan Pembuka:
1.      Selamat malam kek, kami dari Mahasiswi Universitas Sari Mutiara Indonesia, disini kami ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada kakek, bisakah kami mewawancarai kakek?
Iya bisa nak, tapi disini gelap, gak ada lampunya (kebetulan PLN padam).Gak kenapa-kenapa?
2.      (sambil berjabat tangan) nama kakek siapa?
Kakek Yahmin     
3.      Kakek tinggalnya dimana?
Kakek tinggal di jalan perkutut nak.
4.      Umur kakek sekarang sudah berapa kek?
Kakek sekarang umurnya sudah 67 tahun.
5.      Kakek tinggal dirumah dengan siapa?
Kakek hanya berdua dirumah. 
6.      Sama nenek ya kek?
Tidak, kakek tinggal sama anak kakek    
7.      Memangnya nenek dimana kek?
Kalau nenek sudah meninggal.
8.      Maaf kek. Nenek meninggal sudah berapa lama kek?
Nenek meninggal baru 3 bulan yang lalu.
9.      Jadi cucu kakek sudah ada berapa kek?
Cucu kakek sudah banyak nak, sudah ada 12.

                        Pertanyaan Isi:
1.      Jadi kakek berjualan jamu menggunakan gerobak ini?
Iya nak, kakek berjualan menggunakan grobak ini
2.      Kakek kan tinggal di jalan Perkutut dan berjualan di jalan Budi Luhur, jadi kakek setiap hari bawa gerobak jamu ini dari rumah kakek kesini?
Iya, setiap harinya begini
3.      Kakek bawa gerobaknya sendiri atau ada yang membantu kek?
Kakek bawa sendiri gerobaknya
4.      Loh!! Kakek gak capek? Gerobak ini kan capek kek?
Iya mau gimana lagi nak, kalau gak jualan gak bisa makan
5.      Oya kek, kakek berjualan mulai jam berapa kek?
Kakek mulai berjualan mulai jam 5 sore
6.      Lalu tutupnya mulai jam berapa kek?
Kakek tutup sampai jam 1 malam nak.
7.      Berapa modal awal kakek untuk berdagang jamu ini kek?
Modal awalnya itu sekitar 2,5 juta nak.     
8.      Modalnya itu uang kakek sendiri atau di bantu dengan anak kakek?
Uang kakek, tapi dibantu juga sama anak kakek modalnya.
9.      Berapa persen untung kakek dari berjualan jamu ini kek?
Untungnya gak tentu nak, karena kadang ramai kadang sepi.
10.  Bagaimana sih kek cara-cara membuat jamu?
Semua bahan jamu ini dibeli nak, paling kalau ada yang kurang ditamba-tambahin misalnya kalau pakai telur, jahe, atau kunyit.
11.  Apa sih kendala kakek dalam berjualan jamu ini kek?
Kendalanya itu capek karena hanya kakek yang membawa gerobaknya, kadang kehujanan karena gak ada bawa payung.

Pertanyaan Penutup:                   
Terimakasih kek karena sudah dikasih waktu untu diwawancarai, semoga dagang kakek laris dan berezeki.Amin.
Sama-sama nak.Hati-hati dijalan.
Iya kek, kembali kasih.














BAB III
PENUTUP

3.1            Kesimpulan
Seorang kakek menjual jamu untuk memperoleh penghasilan. Walaupun ia adalah seorang yang penuh dengan kesederhanaan, dia tidak pernah mengeluh atas apa yang dikerjakannya, walau tubuhnya tidak pantas lagi untuk bekerja, namun semangatnya untuk menghidupi keluarga sangatlah besar. Kakek Yahmin baru saja ditinggal oleh sang Istri tiga bulan yang lalu, karena itu dia tinggal dengan satu orang anaknya. Walau terkadang dia sering kehujanan, dia tetap saja berjualan, dengan bermodalkan payung ditengah hujan deras tetap saja itu tidak melindunginya dari rasa keinginan dari kehujanan. Kakek Yahmin adalah sosok yang membuat peneliti sadar akan pahitnya hidup dan ternyata masih sangat banyak orang di luar sana yang kurang mampu yang berusaha keras demi mendapatkan uang, walaupun dengan jumlah yang sangat sedikit.

3.2            Saran
Lebih baik kita mengkonsumsi jamu yang berbahan herbal, karena tidak menimbulkan efek samping yang beresiko tinggi dari pada mengkonsumsi obat kimia sintetik yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.













DOKUMENTASI







DAFTAR PUSTAKA

http://www.forumsains.com/kesehatan/tentang-jamu-dan-fitofarmaka/
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/art-1.htm
http://www.wikipedia.com/jamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar