Rabu, 17 Juni 2015

TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA PADA TAHAP PENCEGAHAN



MAKALAH KESLING BENCANA
TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA PADA TAHAP PENCEGAHAN

DI SUSUN OLEH :
Ø FACHRIZAL AZHAR SIREGAR
Ø SAHAT NAINGGOLAN
Ø VISKY MONICHA SP
Ø AGUSTINA SAMOSIR
Ø ANGGIA ERIANTI
Ø PERWITA SARI
Ø LISNAWATI NABABAN



Description: E:\Logo Fakultas Ilmu Kesehatan.jpg
 







                                                                                                            

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN


1.1            Latar Belakang
Dasar terbentuknya makalah ini  dikarenakan banyaknya serangkaian bencana yang sering terjadi di negeri ini bahwasannya letak geografis Indonesia yang dilalui oleh dua sirkum pegunungan yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediteranian yang mengakibatkan banyaknya serangkaian pegunungan yang ada di Indonesia yang menyebabkan Indonesia menjadi Negara yang rawan bencana
Serta juga bukan hanya factor alam yang menyebabkan bencana namun karena factor ,manusia itu sendiri yang sering melakukan perusakan, kerusakan pada lingkungan hal inilah yang sering terjadinya bencana
Definisi bencana yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia atau keduanya yang mengakibatkan korban manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana, dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Bencana alam adalah salah satu faktor yang bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup. Bencana alam bila dilihat dari penyebabnya, dapat dibedakan sedikitnya menjadi tiga jenis, yaitu geologis, klimatologis, dan ekstra-terestial.
Kemudian hal ini juga didasari UU No. 24 tahun 2007 mendefenisikan bencana sebagai peristiwa atau rangkaian yang mengancam dan/atau factor non alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
Sehingga dari paparan diatas perlunya kita untuk melakukan penanggulangan bencana pada tahap pencegahan untuk meminimalisir korban bencana.






1.2            Rumusan Masalah
1.                 Apakah itu bencana?
2.                   Apakah penanggulangan bencana pada tahap pencegahan?
3.                   Bagaimanakah proses penanggulangan bencana pada tahap pencegahan?





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1            DEFENISI BENCANA
Pengertian bencana atau disaster menurut Wikipedia: disaster is the impact of a natural or man-made hazards that negatively effects society or environment (bencana adalah pengaruh alam atauancaman yang dibuat manusia yang berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana. Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan teror. Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar (BAKORNAS PBP).
Jenis Bencana Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu :
1.                   Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian
kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya.
2.                   Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena
perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.
Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:
1.                   Bencana Lokal
Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya.
2.                   Bencana Regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.

Menurut Barbara santamaria (1995), ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana
yaitu :
1.                   Fase pre impact  merupakan warning phase, tahap awal dari  bencana.
Informasididapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada
fase inilah segala persiapan dilakukan dengan baik oleh pemerintah, lembaga
dan masyarakat.
2.                   Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks bencana.inilah saat-saat
dimanamanusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup, fase impact ini terus berlanjut hingga tejadi kerusakan dan bantuan-bantuan yang darurat dilakukan.
3.                   Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan
darifase darurat. Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas normal. Secara umum pada fase post impact para korban akan mengalami tahap respons fisiologi mulai dari penolakan (denial), marah (angry), tawar-menawar (bargaing), depresi (depression) hingga penerimaan (acceptance).


2.2            TAHAP PENCEGAHAN
Pada tahap ini sebagai upaya dilakukan untuk meminimalkan dampak buruk dari bencana alam. Contoh-contoh kegiatan pada tahap ini adalah :
a.                   Pembuatan waduk untuk mencegah terjadinya banjir dan kekeringan
b.                   Penanaman pohon bakau/mangrove disepanjang pantai untuk menghambat
gelombang tsunami
c.                   Pembuatan tanggul untuk menghindari banjir
d.                  Pembuatan tanggul untuk menahan lahar agar tidak masuk ke wilayah
pemukiman
e.                   Reboisasi untuk mencegah kekeringan dan banjir dan sebagainya


2.3            TAHAP PENANGGULANGAN BENCANA PADA TAHAP
PENCEGAHAN
1.                   Penanggulangan Bencana Banjir
Bencana banjir terjadi karena berbagai factor penyebab. Factor penyebab yang paling utama adalah alih fungsi hutan untuk kegiatan pertanian maupun pemukiman. Padahal, hutan berfungsi dalam meningkatkan air yang meresap kedalam tanah, sehingga mengurangi aliran air permukaan yang menjadi penyebab banjir.
Selain itu, banjir juga terjadi karena kebiasaan buruk sebagian masyarakat membuang sampah, yaitu membuang sampah kesungai. Akibatnya aliran sungai terhambat oleh sampah dan mengakibatkan alirannya meluap keluar tubuh sungai.
Banjir juga terjadi karena karakteristik fisik wilayah yang secarah alamia memicu terrjadinya banjir. Lahan yang datar, tanah yang kedap air memungkinkan terjadinya genangan air pada saat hujan. Banyak daerah di Indonesia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk.
Jika keadaan tersebut terjadi, maka ketika hujan turun dalam waktu yang singkat kadang terjadi banjir secara tiba-tiba yang disebut banjir bandang.
Untuk menanggulangi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
·         Membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air, sehingga menyebabkan terjadinya banjir
·         Mengeruk sungai untuk menanbah daya tamping air
·         Membangun rute-rute drainase alternative (kanal-kanal sungai baru, system-sistem pipa), sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai
·         Tidak mendirikan bangunan pada wilayah atau area yang menjadi lokasi penyerapan air atau daerah tangkapan hujan, terutama di daerah hulu sungai.
·         Tidak menebangi pohon-pohon dihutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga terjadi hutan lebat secara terus menerus ait tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah. Hal ini juga dapat menyebabkan tanah longsor.
·         Membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul disepanjang sungai, tembok-tembok laut disepanjang pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk kedalam daratan

2.                   Penanggulangan Bencana Tsunami
Tsunami adalah ombak besar yang terjadi setelah peristiwa gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor dilaut. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi diberbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui satelit. Dengan diterapkannya system peringatan dini, diharapkan masyarakat dapat melakukan evakuasi dengan cepat bila terjadi bencana tsunami. Untuk menanggulangi bencana tsunami banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
·           Memasang peralatan system peringatan diri diwilayah-wilayah laut yang berpotensi mengalami tsunami
·           Melakukan pemetaan tingkat kerawanan bencana tsunami dan mensosialisasikannya kepada masyarakat
·           Sosialisasi peristiwa bencana tsunami kepada masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah rawan bencana tsunami.
·           Menentukan jalur-jalur dan tempat bagi penduduk yang tinggal di wilayah-wilayah rawann tsunami
·           Menanam dan memelihara hutan, khususnya hutan mangrove disepanjang pantai untuk menahan laju ombak.





















BAB III
PENUTUP
3.1            KESIMPULAN
Bencana adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gununggempa bumitanah longsor), nonalam (gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit) dan bencana sosial (konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan teror). Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.
Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan dalam penanggulangan bencana dimaksudkan sebagai petunjuk praktis yang dipergunakan oleh semua pihak dalam melaksanakan upaya penanggulangan bencana sejak prabencana, saat bencana dan pascabencana. Sehingga dapat mengurangi dampak atau kerugian yang disebabkan oleh bencana.






                                                     
3.2  SARAN
Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan manajemen logistik dan peralatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dan terkoordinasi dengan baik
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar